Tuesday, February 20, 2007

Ok, saya sudah beberapa kali meng-undo halaman ini. Beberapa kali mengedit, menghapus, menulis kembali, dan masih tidak tahu harus memulai cerita ini dari mana. Pokoknya beberapa hari belakangan adalah hari-hari yang sangat luar biasa. Hari-hari yang tidak akan saya lupakan seumur hidup saya. Begitu banyak pelajaran yang saya ambil dari kejadian2 ini. Bagaimana saya di ajar untuk lebih mensyukuri keadaan saya, kehidupan saya, segala yang saya miliki ataupun tidak miliki. Mengajari bahwa kehadiran seorang teman bisa berarti beribu-ribu kali lipat daripada mata uang manapun. Yeah, walaupun saya sering melontarkan pernyataan, "Uang adalah sumber kebahagiaan! Segala sesuatu itu bermula dari uang. Lo bisa dapatin apapun yang lo mau! Dengan uang, lo bisa beli Teman. Beli Cinta. Beli tampang. Beli apa saja! Gimana nggak bahagia tuh?" Dan orang-orang yang sangat mengenal saya itu tahu bahwa saya hanya setengah bersungguh-sungguh mengucapkannya. Hahaha...

Seorang teman mendapat musibah yang berlapis-lapis. Seperti bawang bombay. Satu lapis di buang, muncul lapis berikutnya. Terus begitu. Dan untuk membuang setiap lapisnya, dibutuhkan effort yang luar biasa. Memeras otak, kantong yang sudah sangat kempes, tenaga, dan tangki bensin mobil seorang teman yang lain. Dan hal ini mengajari saya, semakin tua, semakin kita "memilih" teman-teman yang layak untuk kita. Bukan lagi berbicara tentang teman yang populer (saya tidak pernah bermasalah dengan kepopuleran, sejak SMA). Bukan lagi bicara tentang teman-teman bermobil keren yang bisa dipamerin waktu malem minggu (walaupun teman bermobil will become very handy). Tapi kita sedang bicara tentang kualitas. Teman yang mau repot-repot menelponmu pagi-pagi hanya untuk mengingatkanmu bahwa hari ini mungkin jadi hari besarmu karena ada rapat penting dengan klien. Teman yang tidak keberatan menelpon di siang hari hanya untuk menanyakan apakah kamu sudah makan siang. Teman yang tidak capek-capeknya menanyakan, "how's your day today?" Teman yang akan langsung menelponmu, bahkan di tengah malam buta, ketika dengan bercucuran air mata, kamu meng-sms, "Guys, i need you... I think I'm dying". Teman yang tidak memperdulikan harga diri, mau menceritakan segala kesusahannya padamu. Teman yang mau membuka mulut mereka untuk meminta pertolongan, dan sekaligus percaya bahwa keberadaan kita di sebelahnya saja sudah merupakan pertolongan besar baginya. Teman yang tidak ragu-ragu menegur, bahkan memarahi kita, saat kita melakukan kesalahan dan kebodohan.

Saya keranjingan serial komedi Friends. Dan selalu memimpikan memiliki teman-teman yang seperti itu. Dengan karakter yang berbeda-beda, tapi selalu bisa mengerti satu sama lain. But now, I dont need to look no more. Saya sudah menemukan teman-teman yang saya inginkan itu. Teman-teman yang sudah lulus ujian pertemanan (ok, saya memang punya standart tinggi dalam memilih teman. Bahkan ada tes-tes tertentu yang saya lontarkan, yang mungkin tidak mereka sadari. Dan, ya ok, saya bukan orang yang mudah dekat dengan seseorang, kecuali orang itu benar-benar qualified). Ya, saya memang pemilih and i'm thankful for that. Dengan begitu saya bisa mendapatkan teman yang benar-benar menyayangi saya, dan lebih lagi, sangat saya sayangi.

Jadi, mungkin saya harus merubah pernyataan saya di atas. Kita mungkin bisa saja membeli teman dengan uang. Tapi apakah kita bisa benar-benar mendapatkan teman seperti yang saya sebutkan di atas? Teman yang benar-benar qualified. Tapi, ya, uang itu tetap saja penting, Jendral!!!

(Dedicated to very dearest friends of mine, Neta, Yudi, Anisa, Bintang, Randy dan Rey. Yeah, yeah, gue emang ga kreatif. Cuman mampu mengganti 1 huruf dari nama kalian. Hahahaha... I thank God everyday for giving me you guys. Love you guys. *ok, agak berbeda untuk yang terakhir. Karena orang terakhir itu adalah orang yang saya tiduri, dan kebetulan memang saya jatuh cinta sama dia. Hahahaha...*)

1 comment:

reedler said...

Am I qualified?

*siap2 buat pertanyaan test*